Karang gigi merupakan plak gigi yang mengalami mineralisasi (pembentukan mineral) pada permukaan gigi maupun gigi palsu. Karang gigi ini berisi bakteri-bakteri bersama dengan kandungan lain seperti kalsium yang berasal dari air liur (saliva) kita. Karang gigi berwarna putih, atau putih kekuningan, dan keras seperti tanah liat. Warna karang gigi bisa juga bervariasi menjadi kecoklatan atau kehitaman tergantung kontak dengan bahan lain, misalnya kopi, teh, pewarna makanan atau tembakau pada perokok. Karang gigi biasanya terbentuk pada bagian leher gigi yang berbatasan dengan gigi. Karang gigi ini bisa terjadi di atas gusi (supra gingiva) atau terbentuk hingga ke dalam gusi (sub gingiva) yang biasanya berwarna hitam kecoklatan.
Karang gigi terbentuk dari sisa plak yang mengalami mineralisasi. Jadi pada awalnya adalah plak yang kurang bersih dalam menyikat gigi, kemudian mineral dari air ludah masuk ke dalam plak ini, terus menerus hingga plak mengeras dan terjadilah karang gigi. Karang gigi yang telah terbentuk ini merupakan media yang baik untuk melekatnya mineral dan plak, sehingga perlahan-lahan karang gigi menjadi lebih besar dan masuk ke dalam gusi.Karena sebenarnya karang gigi ialah kumpulan bakteri yang bersinggungan dengan gusi dan jaringan di sekitar gigi, maka karang gigi dapat menyebabkan infeksi kronis atau akut pada gusi (gingivitis) atau jaringan di sekitar gigi (periodontitis). Gejala yang sering timbul berhubungan dengan karang gigi adalah gusi berdarah dan kemerahan, gusi membengkak dan atau bernanah, gusi melorot atau gigi tampak menjadi panjang, gigi lama-lama menjadi goyang, gigi menjadi meregang (timbul celah-celah antara gigi) dan gigi menjadi linu padahal tidak ada yang berlubang.Pada keadaan penderita normal, maksudnya tidak ada gangguan kesehatan yang lain, misalnya gangguan pembekuan darah, leukemia dan sebagainya, berdarah ini lazim terjadi saat prosedur pembersihan karang gigi. Seperti yang dikatakan sebelumnya, karang gigi ini dapat menyebabkan keradangan baik kronis maupun akut. Pada keadaan ini, akan terjadi peningkatan vaskularisasi jaringan (penambahan aliran darah ke jaringan), sehingga gusi nampak lebih merah. Vaskularisasi ini merupakan usaha tubuh untuk mengalirkan elemen darah putih dari darah untuk menghadapi infeksi tersebut. Namun, karena vaskularisasi ini bersifat sementara, maka dinding dari pembuluh darah yang terjadi biasanya rapuh. Inilah yang menyebabkan gusi jadi berdarah saat disentuh. Bahkan sebelumnya mungkin penderita juga merasakan gusi berdarah saat sikat gigi. Perdarahan kecil ini akan berhenti segera setelah pembersihan selesai dan karang gigi telah bersih.Karang gigi terbentuk karena ada sisa plak, jadi supaya tidak terjadi karang gigi, kuncinya ialah membersihkan karang gigi dengan baik dan benar. Seringkali yang terjadi ialah penderita tidak berani menyikat hingga menyentuh leher gigi dan gusi, padahal di daerah itulah paling banyak terbentuk karang gigi. Atau sering juga orang yang merasa sudah menyikat gigi dengan frekuensi yang tinggi, misalnya 4 kali sehari, atau durasi sikat gigi yang lama, namun karang gigi masih banyak. Sebenarnya faktor yang menyebabkan karang gigi ada beberapa, namun membersihkan gigi dengan cara yang benar lebih penting daripada frekuensi dan durasi tersebut. Laju pembentukan karang gigi ini bervariasi antar individu. Banyak faktor yang berperan, misalnya kebersihan giginya, kandungan air liur, pola makan dan sebagainya.Penelitian yang terbaru menyatakan ada hubungan karang gigi dengan penyakit sistemik seperti diabetes mellitus (kencing manis). Pembersihan ini dapat dilakukan dengan manual, yakni menggunakan instrumen, seperti dicongkel-congkel. Namun, untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, sebaiknya memeriksakannya ke dokter gigi. Membersihkan gigi dengan benar dan rutin adalah cara terbaik mencegah timbulnya karang gigi.

0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published.