Memasuki bulan yang suci ini, kita harus menyiapkan diri karena jadwal dan porsi makan kita akan berubah drastis. Ada tiga hal penting yang tidak boleh Pioneers lupakan untuk menjaga kesehatan selama berpuasa. Apa sajakah tiga hal tersebut? Temukan jawabannya dalam penjelasan berikut.

Pertama, jumlah kalori yang diperlukan tubuh harus tetap terjaga agar kondisi tubuh saat berpuasa tetap fit. Oleh karena itu, perlu dilakukan pembagian porsi makanan saat berbuka, sahur, maupun pada saat malam. Pembagian porsi makanan saat berpuasa yaitu sahur 40%, buka puasa 50%, dan selesai tarawih 10%.

Kedua, jenis makanan yang dianjurkan saat berbuka puasa antara lain dimulai dengan makanan yang manis seperti teh manis, koktail, atau kolak tetapi tidak berlebihan karena gula darah dapat melonjak tinggi. Buah-buahan yang mengandung gizi, mineral, dan vitamin juga baik untuk dikonsumsi saat berbuka maupun sahur. Pada umumnya, buah yang dikonsumsi saat berpuasa adalah kurma. Kurma merupakan makanan yang mengandung glukosa cukup tinggi, berkisar antara 75-87%. Glukosa ini selanjutnya akan dicerna oleh tubuh sehingga menghasilkan energi untuk aktivitas sehari-hari. Selain kurma, buah yang dianjurkan antara lain pepaya, mangga, apel, pisang, jeruk, belimbing, strawberry, dan blewah.

Ketiga, tentang penggunaan obat. Tidak semua orang dapat beradaptasi cepat dengan adanya perbedaan pola makan selama puasa. Bagi beberapa orang yang tidak mampu mengontrol makannya saat berbuka puasa maupun sahur, maka kesehatannya akan terganggu sehingga terpaksa mengkonsumsi obat selama puasa. Pengaturan ulang dosis perlu dilakukan selama bulan Ramadhan, dimana obat dapat dikonsumsi antara matahari terbenam hingga matahari terbit. Puasa bukan halangan untuk mengonsumsi obat. Namun bagaimana jika seseorang mendapat obat yang aturan pakainya 3 kali sehari?

Solusi yang dapat dilakukan bila seseorang mendapat suatu obat dengan aturan pakai 3 kali sehari, maka obat tersebut dapat diminum saat buka puasa lalu setengah jam kemudian barulah mengonsumsi makanan berat. Lalu saat hendak tidur, namun perut tidak diisi makanan setengah jam sebelumnya. Dan yang ketiga setengah jam sebelum sahur. Pilihan waktu yang konsisten merupakan salah satu faktor yang menentukan berhasil atau tidaknya suatu terapi.

Selain solusi diatas, kita dapat meminta dokter untuk meresepkan obat dengan formulasi lepas lambat atau dengan obat yang memiliki waktu paruh—waktu yang diperlukan obat untuk menjadi setengah kadarnya di dalam tubuh—lebih lama sehingga dapat mengurangi dosis yang diperlukan tiap harinya. Contohnya adalah mengganti ibuprofen atau flurbiprofen yang digunakan untuk menghilangkan nyeri dengan piroxicam yang mempunyai waktu paruh 26-38 jam, cocok untuk pasien yang sedang berpuasa.

Beberapa obat yang diperbolehkan saat bulan Ramadhan dan tidak membatalkan puasa, antara lain penggunaan krim, salep, atau bahan yang mengandung zat yang dapat diserap kulit seperti plester, serta obat yang diberikan dengan cara injeksi melalui kulit atau otot (kecuali cairan infus dan injeksi makanan). Jadi, tetap sehat selama berpuasa tidak sulit kan? [Sekar G.]

 

Sumber:
http://www.medscape.com/viewarticle/537946
http://www.iaikalbar.net/05082011/puasa-bukan-halangan-saat-minum-obat.html
http://http://health.kompas.com/read/2012/07/27/16271977/Ini.Pola.Makan.Sehat.saat.Berpuasa
http://ureport.news.viva.co.id/news/read/237137-menu-makanan-sehat-saat-puasa
http://www.medscape.com/viewarticle/412367

0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published.