Siapa sih yang nggak kenal sosis? Sosis sering kali menjadi pilihan pertama masyarakat yang memiliki rutinitas sehari-hari yang padat sebagai salah satu pemenuh protein dan karbohidrat bagi tubuh, pengolahannya juga sangat mudah sehingga tidak memakan waktu disela-sela kesibukan sehari-hari. Namun, pernahkan anda berpikir tentang bahaya dibalik kelezatan sosis?

Berdasarkan penelitian sosis dinilai dapat merugikan kesehatan. Menurut penelitian di Eropa,konsumsi lebih dari 40 gram per hari produk sosis atau jenis lain dari daging olahan meningkatkan risiko kematian sebesar 18 persen untuk setiap 50 gram daging olahan per hari. Hal tersebut dikarenakan terdapatnya zat-zat karsinogenik, misalnya nitrosamin, dan kandungan garam yang tinggi yang dapat memicu timbulnya penyakit hipertensi, jantung maupun stroke. Asam amino dalam daging olahan juga dinilai lebih rendah daripada daging yang dimasak biasa.

Terkadang masyarakat bertanya-tanya, itu kan penelitian luar negeri? Pengolahannya kan nggak sama dengan produk-produk sosis olahan Indonesia? Anda mungkin berpikiran dari bahan utamanya sendiri sudah berbeda antara daging dari peternakan di Indonesia dengan daging dari peternakan di luar negeri. Tetapi taukah Anda? Jika kita tidak berhati-hati dalam membeli sosis, terkadang ada sosis yang tidak berbahan dasar murni daging tetapi juga dicampur limbah hewan diantaranya berupa tulang keras, tulang rawan, sumsum, urat, dan sedikit serat daging yang masih melekat di permukaan tulang. Masyarakat Amerika Serikat tidak menyantap bagian lain dari ayam, kecuali daging dada. Kulit, daging paha, daging sayap, hati, ampela, tabu disantap. Apalagi kepala, leher, pantat, dan ceker, semua itu harus dibuang. Ironinya limbah tersebut dibuang ke negara yang penduduknya banyak, negara berkembang, dan ekonominya lemah. Salah satunya Indonesia. Limbah dari AS tersebut diolah di industri-industri pangan salah satunya industri pembuat sosis.

Tetapi Anda tidak perlu khawatir karena tidak semua sosis berbahaya jika kita selektif dalam memilih kualitasnya. Ketentuan mutu sosis berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI 01-3820-1995) adalah harus mengandung protein minimal 13%, lemak maksimal 25% dan karbohidrat maksimal 8%. Jadi jangan malas untuk mengecek komposisi dan informasi nilai gizi yang terkandung dalam kemasan sosis yang Anda beli. Ada baiknya sebelum memilih produk kemasan sosis, Anda bandingkan komposisi dan informasi nilai gizi antar merk yang berbeda, lalu Anda pilih produk yang paling sesuai dengan SNI. Produk dengan kandungan lemak lebih rendah dapat dipilih karena resiko kolesterol dan obesitas lebih rendah. Anda juga sebaiknya selalu melihat tanggal kadaluarsa sebelum membeli produk kemasan apapun. Jadi, sangatlah penting bagi kita sebagai konsumen untuk selalu teliti dalam membeli sosis atau produk olahan agar hal buruk yang mungkin terjadi kepada kesehatan tubuh kita dapat dihindari. Semoga bermanfaat. (Pipit)

0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published.