Di antara kita pasti ada yang pernah merasakan kepala pusing atau merasa ‘melayang’ ketika tiba-tiba berubah posisi dari duduk ke berdiri atau sering merasa lemas dan cepat merasa lelah ketika melakukan suatu kegiatan. Kebanyakan orang menganggap bahwa hal tersebut merupakan salah satu tanda bahwa seseorang mengalami anemia. Sebenarnya apa itu anemia dan apakah sering merasa pusing, lemas, dan cepat lelah merupakan gejala bahwa seseorang mengalami anemia?

Anemia merupakan suatu keadaan dimana jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin dalam darah berada di bawah normalnya. Hemoglobin adalah suatu protein penyusun sel darah merah yang berperan mengikat oksigen dari paru-paru yang kemudian disirkulasikan ke seluruh tubuh. Akibatnya, jika tubuh kekurangan sel darah merah akan terjadi gangguan pasokan oksigen yang nantinya dapat berakibat pada munculnya penyakit-penyakit yang lebih serius.

Menurut beberapa sumber, anemia dapat terjadi karena beberapa hal, antara lain terjadinya perdarahan hebat (kecelakaan, persalinan), menurunnya pembentukan sel darah merah (kekurangan zat besi, kekurangan vitamin B12, kekurangan asam folat), serta meningkatnya penghancuran sel darah merah (pembesaran limpa, kerusakan mekanik sel darah merah). Perlu diketahui bahwa anemia dapat terjadi pada siapa saja, baik pria maupun wanita, muda ataupun tua. Hanya saja resiko terjadinya anemia lebih besar pada wanita yang sedang hamil, menstruasi, atau diet makanan yang mengandung zat besi.

Kekurangan zat besi, asam folat, maupun vitamin B12 dapat menyebabkan anemia karena ketiganya merupakan faktor utama yang mempengaruhi pembentukan sel darah merah, sehingga nutrisi yang diperoleh tubuh harus diperhatikan. Gejala yang biasa terjadi saat seseorang mengalami anemia telah disebutkan diatas, bahwa beberapa orang mengalami kelelahan, lemas, kepala pusing, kesulitan konsentrasi, serta wajah pucat yang umum terjadi. Namun, bukan berarti ketika seseorang mengalami hal tersebut kemudian dapat disimpulkan bahwa orang tersebut mengalami anemia. Perlu pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan apakah benar seseorang mengalami anemia atau tidak. Sementara itu, pengobatan yang biasa diberikan kepada seseorang yang mengalami anemia adalah dengan pemberian suplemen zat besi, meningkatkan konsumsi makanan yang kaya akan zat besi, ataupun pemberian vitamin B12 dimana pengobatannya tergantung pada hal yang menyebabkan terjadinya anemia. Meskipun anemia dapat diobati, ada baiknya jika kita mencegah diri supaya tidak mengalami anemia. Pencegahan anemia karena kekurangan zat besi dan kekurangan vitamin dapat dilakukan dengan memperhatikan asupan makanan yang kaya akan nutrisi dan yang terpenting adalah membiasakan diri untuk menjalankan pola hidup sehat. (Tia)

 

Sumber:
http://www.medicalnewstoday.com/articles/158800.php
http://www.nhlbi.nih.gov/health/health-topics/topics/anemia/
http://www.emedicinehealth.com/anemia/article_em.htm
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmedhealth/PMH0001586/
http://www.readersdigest.co.id/sehat/info.medis/gejala.anemia.pada.orang.dewasa/005/001/282
http://medicastore.com/penyakit/152/Anemia_Kurang_darah.html

0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published.